1. Gunakan
Tripod.
Pada saat memotret maka akan ada kemungkinan kamera kita
bergoyang dan bergerak, kamera yang bergoyang atau bergerak sedikit saja akan
menurunkan hasil ketajaman foto. Jadi akan lebih baik dan aman dari goyangan
atau gerakan bila menggunakan tripod. Pastikan anda membeli tripod yang stabil
dan kokoh. Sebelum membeli, cek artikel belfot mengenai tripod seperti ini.
Selain agar foto selalu tajam, ada 12 alasan kenapa tripod sebaiknya dibeli
lho.
2. Jangan
Lupa Kepala Tripod.
Apabila Tripod sudah ada maka jangan lupa memperhatikan
kepala tripod nya alias head. Kepala tripod hampir sama pentingnya dengan
tripod itu sendiri. Pastikan anda tahu apa saja pertimbangan saat memilih
tripod head.
3. Cara Memegang Kamera?
Saat tidak menggunakan tripod,
pelajari cara memegang kamera yang baik dan benar supaya kamera lebih stabil
dan tidak gampang bergoyang.
4. Gunakan Kabel Rilis.
Cable release dapat membuat kita
tak perlu menekan tombol shutter dengan tangan kita, sehingga akan mengurangi
kemungkinan kamera bergoyang. Cable release bisa berbentuk kabel yang secara
fisik menempel ke kamera maupun yang sudah lenih canggih menggunakan remote
nirkabel.
5.
Manfaatkan Timer
Kamera.
Tidak punya tripod? Lupa belum
membeli kabel rilis? Hmmm, gunakan saja timer bawaan kamera. Coba-coba cari
cara mengaktikan fitur self timer ini, setiap kamera pasti dibekali fitur ini.
6.
Mirror Lock Up
Kalau anda menggunakan kamera DSLR,
kamera ini dibekali cermin (mirror) yang berguna untuk menampilkan gambar di
viewfinder. Hampir semua kamera DSLR dilengkapi fitur yang bisa mengunci cermin
agar tidak bergoyang saat kamera mengambil exposure, fitur ini biasanya dinamai
mirror lock up. Aktifkan fitur ini karena goyangan cermin bisa berefek pada
ketajaman (meski tidak selalu). Kalau anda pakai kamera mirrorless?.. wong
mirror-less berarti nggak ada cerminnya lho.
7.
Aktifkan
Stabilizer Lensa atau Kamera
Image stabilization, vibration
reduction, apapun namanya bisa dimanfaatkan untuk menambah ketajaman foto.
Fitur ini ada yang tersedia di lensa atau menempel di kamera. Perhatikan bahwa
ada IS/VR yang perlu disesuaikan saat anda memakai tripod.
8.
Beli Lensa Terbaik
(yang anda mampu)
Kalau mau suara yang mantab,
belilah sound system terbaik. Kalau mau motor yang ngacir, belilah motor yang
terbaik. Kalau mau foto yang tajam? belilah lensa terbaik. Lensa terbaik yang
lumayan enteng buat kantong? lensa 50mm.
9. Gunakan depth of field yang cukup
Kalau semuanya sudah anda coba
namun foto masih belum tajam, siapa tahu anda menggunakan depth of field yang
terlalu sempit. Manfaatkan tombol DOF Preview di kamera untuk memeriksa. Anda
juga bisa memanfaatkan DOF calculator yang banyak tersedia di internet seperti
ini.
10. Letakkan Fokus Ditempat Yang Benar
Saat memotret portrait, mata harus
tajam. Saat memotret landscape, pastikan foreground tajam. Apapun obyek foto
anda, ketahui titik kritis yang harus terlihat tajam dan taruh titik fokus
kamera disana.
11. Gunakan Shutter Speed Yang Memadai
Kenapa harus memadai? karena
didunia ini tidak ada yang ideal. Maunya sih selalu memotret di shutter speed
1/2000 detik. Sayangnya tidak mungkin. Namun paling tidak gunakan shutter speed
tercepat yang mungkin untuk kondisi pemotretan yang anda hadapi.
12. Memotretlah Dalam Pencahayaan Yang Bagus
Saat memotret dalam kondisi
pencahayaan yang cukup dan bagus, autofokus akan mampu mengunci fokus dengan
lebih cepat. Dan obyek dalam foto pun akan TAMPAK lebih tajam dibandingkan saat
dipotret di remang-remang. BUkan berarti tidak bisa menghasilkan foto tajam
dalam kondisi kurang cahaya, hanya lebih sulit.
13. Manfaatkan Live View Kamera
Hampir semua kamera sekarang
memberi fitur live view. DAlam banyak situasi, fitur ini sangat berguna untuk
lebih akurat menempatkan titik fokus. Saat anda memotret makro sebuah bunga
misalnya, dengan menggunakan live view kita bisa tahu
14. Bersihkan dan rawat lensa
Kalau anda memiliki lensa yang
mulai berumur tua, cobalah sesekali bawa ke tempat servis untuk dikalibrasi
dengan body kamera anda. Kebersihan lensa terutama bagian optiknya juga
membantu kecepatan autofokus. Selalu rawat barang berharga ini.
15. Pelajari trik memotret benda bergerak
Saat memotret benda yang bergerak
menjauh atau mendekat, ada banyak setting yang perlu dipertimbangkan, terutama
shutter speed yang cukup dan juga cara mengunci fokusnya: pelajari beberapa
mode autofokus dan mekanismenya supaya anda bisa mengantisipasi dengan baik.
16. Gunakan Lensa Di Sweet Spotnya
Setiap lensa memiliki area dimana
dia bisa menghasilkan foto yang paling tajam, orang sono menamainya sweet spot.
Anda bisa melakukan tes yang rumit untuk mengetahui dengan pasti dimana sweet
spot lensa. Namun aturan gampang adalah, rata-rata lensa memiliki sweet spot di
aperture 2 x aperture maksimalnya. Sebagai contoh kalau anda memiliki lensa
dengan aperture maksimal f/2.8, maka besar kemungkinan sweet spot lensa ini di
f/5.6 sampai f/8.
17. Saat shutter speed
tidak mencukupi , dorong ISO-nya
Lima tahun yang lalu, menggunakan
ISO 1000 di kamera kelas Rp. 20 Juta-an bisa menghasilkan noise digital yang
cukup mengganggu di hasil foto. Tidak saat ini. Sekarang kamera dibawah Rp. 10
Juta pun oke dibawa ke ISO 1000. Jadi jangan takut memotret dengan ISO tinggi
saat situasi membutuhkannya. Gunakan fitur auto ISO di kamera.
18. Diopter Adjustment
Hal ini cukup sepele namun banyak
yang tidak tahu atau kadang memang lupa. Di kamera kita tersedia tombol diopter
adjustment untuk membantu menyesuaikan ketajaman viewfinder, spesifik dengan
kondisi mata si pemilik kamera. Gunakan jika anda merasa viewfinder tampak
kurang fokus. Dengan viewfinder tampak tajam dan jelas, ini bisa membantu kita
mengamati titik fokus dengan lebih akurat.
19. Mata, mata dan mata
Saat memotret orang, pastikan
matanya menjadi titik fokus. Kalau anda memotret dengan depth of field yang
sangat sempit (f/1.8 misalnya), jadikan mata yang paling dekat kamera sebagai
titik fokus.
20. Manfaatkan Sharpening
Kita semua bergumul dengan software
fotografi, ada yang sering ada yang sesekali. Entah dengan photoshop atau
dengan alternatifnya, semuanya menyediakan cara untuk mempertajam hasil akhir
foto alias sharpening. Saat konversi RAW, gunakan sharpening yang sangat
minimal, lalu gunakan sharpening lagi di langkah terakhir.
0 komentar:
Posting Komentar